Scroll untuk baca artikel
Sosial

Memilukan, Orang Tua di Medan Hidup Sebatangkara dengan Kondisi Tak Berdaya

×

Memilukan, Orang Tua di Medan Hidup Sebatangkara dengan Kondisi Tak Berdaya

Sebarkan artikel ini

MEDAN – Malang tak bisa di tolak Untung tak dapat di raih. Pepatah ini menggambarkan nasib seorang Ayah yang bernama Pindah Selamat Girsang (65) warga jalan Seksama Ujung Gang Dame, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai Kota Medan, Sumatera Utara.

Dipenghujung usianya ia harus menanggung penderitaan seorang diri. Penyakit yang menderanya  menjadikan dia tak bisa bekerja seperti membawa becak sepeda motor sebagai profesi hariannya.

Scroll untuk baca artikel

Memilukan, dimana sosok seorang Ayah ini tidak dapat berjalan seperti biasa, hidup dalam kesepian, keheningan sambil menahan kelaparan, tubuhnya yang hanya tinggal tulang, tergeletak diatas semen tanpa alas apapun. Kondisi itu sungguh menyayat hati.

Ketika Tim Transparan News meninjau langsung, Selamat panggilan Akrabnya mengakui bahwa dirinya memiliki tiga orang anak, DP Girsang, B Girsang, dan EL Girsang.

Ketiga anaknya itu bagi Selamat adalah suatu anugerah dari yang maha kuasa. Namun, Semuanya tidak membuka mata dan hati nuraninya, karna tak satupun dari mereka yang peduli akan kesengsaraan yang di alami oleh Ayahnya dimasa senjanya.

Hasil perbincangan tim dengan Selamat mengatakan, kesehariannya belum tentu makan, jika tidak ada bantuan dari tetangga ya tidak makan, keluh Slamet.

Slamet hanya bisa meneteskan air mata, tubuhnya penuh dengan luka karena lecet, bahkan ada benjolan di kepala bagian atas. Menurut salah satu warga pak selamat pernah dibawa ke rumah sakit untuk di opname selama tiga hari dan pihak rumah sakit memulangkan pak selamat karna tidak ada satupun anaknya yang bertanggung jawab untuk menjaga.

Melihat kejadian ini, salah satu Kakak kandung Selamat Nurhaini br Girsang(68), 25 April 2021 membawa pak Selamat ke tempat tinggal anak perempuannya yang beralamat di jalan Ayahanda Medan. Kakak kandunga Slamet pun menanyakan apa yang harus diperbuat anaknya dalam memberikan makan dan mengobati luka yang ada di sekujur tubuh sang ayahnya.

Ia berharap agar ada solusi, bahkan kepada sang anak Pak Slamet, kakaknya meminta agar memberikan Surat Rumah yang pernah di titip, agar Rumah tersebut dapat di gadaikan untuk biaya pengobatan Ayahnya.

Namun sang anak menjawab ” kalau rumah bapak ku digadaikan, siapa yang membayar hutang itu” dan kami akan melarat, ucapnya dengan wajah yang merasa tak berdosa.

“Akhirnya kami meninggalkan Rumah dan berharap Ayahnya dapat di rawat, diluar dugaan, anaknya kembali mengantarkan Ayah nya pulang kerumah pada pukul 23.00 wib dan meninggal kan Ayah nya sendiri di rumah,”papar Nurhaini Girsang

Demi membantu Selamat Girsang, berusaha dan berharap mendapat perhatian yang serius dari pemerintah atau pun Dinas terkait. Pada  7 mei 2021 Nurhaini memberitahukan kejadian ini kepada Kepling 19 Kelurahan Binjai, Medan Denai, agar dapat memberikan solusi juga atas Surat Rumah yang ditahan oleh anak pak selamat. (Richard Torus /Tim)