Scroll untuk baca artikel
Wisata

Mengunjungi Desa Dayak Pampang Samarinda Kaltim

×

Mengunjungi Desa Dayak Pampang Samarinda Kaltim

Sebarkan artikel ini

wawainews.ID – Keindahan Kalimantan Timur tidak hanya mendunia dengan wisata baharinya, namun kearifan budaya Suku Dayak juga memiliki daya magis bagi wisatawan untuk menghabiskan waktu di salah satu provinsi di Kalimantan ini. Wisata budaya yang menjadi sorotan publik adalah budaya tarian adat suku Dayak yang berpusat di Desa Dayak Pampang Samarinda.

Desa ini sudah 28 tahun  menjadi obyek wisata terutama bagi mereka yang menyukai wisata budaya sekaligus mengenal seni daerah suku Dayak. Berdasarkan situs wikipedia, Sejarah suku dayak pampang berawal sekitar tahun 1960-an,  Suku Dayak Apokayan Malinau, hijrah lantaran tak mau bergabung atau tak ingin ikut ke wilayah Malaysia dengan motif dan harapan taraf pendapatan atau ekonomi yang menjanjikan. Rasa nasionalisme mereka inilah yang membuat mereka memilih tetap bergabung dengan  Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Scroll untuk baca artikel
Desa Pampang dan melakukan berbagai kegiatan masyarakat, seperti bergotong-royong, merayakan natal, dan panen raya.(ist)

Mereka menempuh perjalanan dan berpindah-pindah selama bertahun-tahun, hanya dengan berjalan kaki. Untuk menyambung hidup, mereka singgah di tempat-tempat yang dilaluinya dan berladang. Kehidupan mereka terus berpindah-pindah untuk berladang. Sehingga akhirnya mereka sampai di kawasan Pampang.

Akhirnya mereka hidup di Desa Pampang dan melakukan berbagai kegiatan masyarakat, seperti bergotong-royong, merayakan natal, dan panen raya.

“Muhammad Ardans” HM Ardans mencanangkan dan meresmikan Desa Pampang sebagai Desa Budaya. Pemerintah merasa antusias bahwa desa budaya ini memiliki kegiatan positif yang bisa menjadi aset wisata unggulan baik di tingkat lokal bahkan hingga mancanegara.

Secara harafiah, kata “Dayak” berarti orang yang berasal dari pedalaman atau gunung. Oleh karena itu, orang Dayak berarti orang gunung atau orang pedalaman. Menurut kepercayaan Dayak, terutama yang dipedalaman Kalimantan yang disampaikan dari mulut ke mulut, dari nenek kepada bapak, dari bapak kepada anak, hingga saat ini yang tidak tertulis mengakibatkan menjadi lebih atau kurang dari yang sebenar-benarnya, bahwa asal-usul nenek moyang suku Dayak pulau kalimantan itu diturunkan dari langit yang ke tujuh ke dunia ini dengan “Palangka Bulau” ( Palangka artinya suci, bersih, merupakan ancak, sebagai tandu yang suci, gandar yang suci dari emas diturunkan dari langit, sering juga disebutkan “Ancak atau Kalangkang” .

Namun, berdasarkan catatan sejarah, semua suku yang berada di Indonesia berasal dari ras austronesia yang berasal dari dataran Cina sekitar 3500-1500 SM.

Setiap tahunnya desa pampang menggelar acara memperingati ulang tahun Desa Pampang, yang disebut dengan nama Pelas Tahun. Melalui desa ini, pemerintah berharap desa ini bisa terus memelihara dan melestarikan adat istiadat dan budaya masyarakat Dayak. Desa Budaya Pampang, kini kerapkali dikunjungi oleh tamu-tamu VIP yang datang di Kaltim dan para turis lokal dan mancanegara.

Desa Budaya dapat ditempuh sekitar 10 km dari bandara APP Pranoto Samarinda keara Kota Samarinda. Daya tarik utama yang dapat disaksikan adalah rumah adat Lamin, tari tarian, wanita dayak telinga panjang, upacara adat serta kehidupan sehari- hari suku dayak kenyah secara lebih dekat dimana mayoritas mata pencahariannya bercocok tanam. Jumlah penduduk desa sekitar 850 Jiwa.

Tak berlebihan jika Desa Pampang termasuk destinasi budaya di Kalimantan Timur yang menyimpan keunikan berbeda. Di desa ini wisatawan bisa menikmati tarian tradisional khas Suku Dayak di rumah adat Lamin Adat Pamung Tawai. Rumah adat yang megah penuh ukir-ukiran indah khas Dayak.

Cukup beralasan jika Desa Dayak Pampang Samarinda dinobatkan sebagai salah satu aset unggulan wisata lokal, karena keberadaannya mampu menyedot wisatawan baik lokal maupun asing. Secara administratif Desa Budaya Pampang ini terletak di Desa Pampang, Kecamatan Samarinda Utara, Provinsi Kalimantan Timur.

Secara rutin setiap pekan masyarakat lokal Desa Pampang mengggelar pertunjukan tarian adat Suku Dayak. Bagi wisatawan yang ingin menikmati sajian tarian adat tersebut bisa datang hari Minggu atau sehari sebelumnya, karena pagelaran ini hanya digelar setiap hari Minggu dari pukul 14.00-15.00 WITA.

Agus Effendi, Pimpinan Umum PT Wawai Karya, saat berada di Kampung adat Dayak, Kaltim

Tarian adat Suku Dayak ini digelar di rumah adat yang disebut Lamin Adat Pamung Tawai. Rumah adat ini terbuat dari kayu Ulin dengan hiasan dan ukiran di hampir semua bagian dindingnya. Hal ini terlihat jelas dari dinding utama (backdrop) dipenuhi ukiran Dayak dengan warna hitam, putih, dan kuning yang dominan. Begitu juga dengan tiang penyangga rumah yang berdiameter dua meter dihiasi ukiran indah. Pada bagian atap yang terbuat dari kayu Sirap, terdapat ukiran kokoh di tengah dan sudut-sudutnya.

Budaya unggulan Desa Dayak Pampang Samarinda ini memang didominasi jenis tarian adat. Tercatat beberapa jenis tarian yang dapat dinikmati para wisatawan tiap hari Minggu, yaitu Tari Bangen Tawai, Hudoq, Kanjet Anyam Tali, Ajay Pilling, Kancet Lasan, Nyalama Sakai, Kancet Punan Lettu, dan masih banyak lagi.

Uniknya sebelum salah satu tarian dimulai, pembawa acara akan menjelaskan makna dari tarian yang akan digelar. Contohnya Tarian Kanjet Anyam Tali yang menggambarkan perbedaan suku, budaya, bangsa, dan bahasa namun tetap satu. Semua tarian yang digelar di Desa Pampang ini melibatkan seluruh masyarakat tua maupun muda.(***)